Geger status. Beberapa hari kmaren para pecinta sosmed, khususnya
penggemaar sejarah dan novel digegerken dengan status tere liye.
Berbondong bondong mengomentari seperti ketika menonton bola. Saling adu
pendapat tentang sejarah, siapa yang berjasa dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia?
Inti permasalahanya (pendapat subjektif)
terletak pada arti kata ulama, komunis dan sosiali. Komunis dan sosialis
ialah sebuah paham atau ideologi, komunis ialah
bentuk sosialis baru yang dibawa oleh Lenin. Sedangkan ulama ialah kaum
cendikiawan muslim (orang Islam). Ideologi tak bisa disamaken dengan
agama, meskipun ada beberapa yng tak selaras. Melawan imperalisme,
menghapus kolonialisme, menegakken keadilan tak bisa dimonopili bahwa
itu adalah ajaran sosialisme. Jauh sebelum nama sosialisme lahir
(banca'an), gerakan tersebut sudah diajarken oleh Islam. Bahkan sudah
diterapkan Nabi Muhammad dan khulafaurrasidin melawan kaum kafirin,
Badiuzzaman Said Nursi melawan imperalis Inggris, dan masih banyak
pemberontakan lain. Hal itu juga diakui oleh Muhammad Hatta, H. Agus
Salim, HOS Cokroaminoto (dalam
bukunya Islam dan Sosialis).
Jadi
sangat riskan jika yang diperdebatken selalu agama dan paham ideologi.
Tak salah juga kang Tere beranggapan bahwa perjuangan melawan
imperalisme di Indonesia banyak
dilakukan oleh para ulama. Karena
diakui Islam agama mayoritas penduduk Indonesia. Islam masuk Indonesia
sudah berabad abad diawali perjuangan wali songo. Sosialisme masuk di
Hindia Belanda beberapa tahun sebelum merdeka yang dibawa pertama kali
oleh Snevleet dan diterusken oleh Muso, Semaun, dll. Diantara para
pejuang sosialis (melawan kolonial) mereka juga beragama Islam, seperti
Cokro, Haji Misbah, dll. Tan Malaka pun ada yang berpendapat dia muslim.
Tapi bukan berarti hal tersebut dapat diajikan alas klaim orang muslim
paling berjasa atas kemerdekaan Indonesia. Agama dan ideologi lain pun
turut menyumbang perlawanan demi keadilan.
Krisnten, Islam, Hindu,
Budha, Kejawen, komunis, sosialis marxis, nasionalis, muhammadiyah,
nahdhiyin, slankers, baladewa, bonek, arema, dll semua tupex blek
berbondong bondong melawan imperalimse, untuk keadilan, untuk Indonesia.
Bayangkan jika mereka berjuang hanya untuk komunitas masing2. Pasti
banyak yang bilang "ga ada loe ga rame.. Haha".
(Mohon kritik jika terdapat kesalahan)
Kamis, 03 Maret 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar