Minggu, 11 Januari 2015

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

DAFTAR ISI
                                                           
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Landasan dan prinsip Kurikulum 2013
B.     Komponen-komponen Kurikulum 2013
C.     Implementasi Kurikulum 2013
D.    Kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan

DAFTAR RUJUKAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Kurikulum, bukan kata yang asing dalam dunia pendidikan. Pendidikan atau pembelajaran tidak lepas dari istilah ini, karena kurikulum adalah salah satu komponen dari pembelajaran. Dengan adanya kurikulum proses belajar dan pembelajaran akan berjalan secara terstruktur dan tersistem demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan perubahan pada masyarakat.
Untuk mencapai tujuan mulia dari pembelajaran tersebut, maka para pengembang kurikulum terus berbenah dan melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang diberlakukan. Sebagaimana yang akan dibahas di mkalah ini, kurikulum 2013 merupakan hasil pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum ini bertujuan tidak lain untuk lebih memperbaiki lagi kualitas pendidikan yang ada saat ini.
Kurikulum 2013 ini adalah kurikulum terbaru yang implementasinya baru dimulai di lapangan mulai tahun 2013 ini. Karena kurikulum ini masih sangat baru, maka sosialisasi pada masyarakat pun juga masih sedang berjalan sekarang ini. Oleh sebab itu, penyusun menyusun makalah yang berjudul “Analisis dan Implementasi Kurikulum 2013” ini, disamping untuk mememnuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran, penyusun juga berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi wawasan kepada pembaca tentang kurikulum 2013.

B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana landasan dan prinnsi-prinsip Kurikulum 2013?
2.      Bagaimana komponen-komponen Kurikulum 2013?
3.      Bagaimana implementasi Kurikulum 2013?
4.      Bagaimana kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013?



C.   Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mendeskripsikan landasan dan prinsip-prinsip Kurikulum 2013.
2.      Untuk mendeskripsikan komponen-komponen Kurikulum 2013.
3.      Untuk mendeskripsikan implementasi Kurikulum 2013.
4.      Untuk mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Landasan dan prinsip-prinsip Kurikulum 2013
Dalam setiap pengemangan kurikulum pasti ada landasan-landasan yang digunakan. Berikut ini landasan-landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013.
1.         Landasan Filosofis
Landasan filosofis memberikan arah pada semua keputusan dan tindakan manusia, karena filsafat merupakan pandangan hidup orang, masyarakat dan bangsa (Poerwati dan Amri, 2013:36).
a)      Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan.
b)      Filosofis pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
Dari sumber lain menjelaskan mengenai landasan filosofis kurikulum 2013 sebagai berikut:
a)        Pendidikan berakar pada budaya bangsa, kehidupan masa kini dan membangun landasan  kehidupan masa depan.
b)        Pendidikan adalah proses pewarisan  dan pengembangan budaya.
c)        Pendidikan memberikan dasar bagi untuk peserta didik berpartisipasi dalam membangun kehidupan masa kini.
d)       Pendidikan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.
e)        Pendidikan adalah proses pengembangan jatidiri peserta didik.
f)         Pendidikan menempatkan peserta didik sebagai subjek yang belajar.
2.         Landasan Yuridis
Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan.
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standart isi.
a)      RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.
b)      PP. No.19 tahun 2005 tentang Standart  Nasional pendidikan.
c)       INPRES No. 1 tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan Prioritas pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya asing dan karakter bangsa.
Beberapa landasan yuridis dari Undang-Undang sebagai berikut:
1.      UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2.      UU nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
3.      UU no. 17 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan rencana pembangunan jangka menengah nasional, dan
4.      Peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan sebagaimana telah diubah dengan PP no. 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan
3.      Landasan Konseptual
a)      Relevansi pendidikan
b)      Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter
c)      Pembelajaran kontekstual
d)     Pembelajaran aktif
e)      Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.
4.    Landasan Teoritis
Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standart dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standart adalah pendidikan yang menetapkan standart nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standart kualitas nasional dinyatakan sebagai Standart Kompetensi Lulusan. Standart Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. SKL mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nimor 19 tahun 2005).
5.      Landasan Empiris
Berbagai perubahan telah terjadi id Indonesia. Kemajuan terjadi di beberapa sektor di Indonesia, namun di beberapa sektor yang lain, khususnya pendidikan, Indonesia tetap tinggal di tempat, atau bahkan mundur. Hal-hal seperti ini menunujukkan perlunya perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik  dengan konten, namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga untuk berperan serta  dalam membangun negara pada masa mendatang.
          Menurut Poerwati dan Amri (2013:37) terdapat sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013, diantaranya:
1.      Prinsip relevansi, kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik.
2.      Prinsip efektifitas, berkaitan dengan tingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum.
3.      Prinsip efisiensi, berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh.
4.      Prinsip kontinuinitas, kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjang pendidikan disusun secara berkesinambungan.
5.      Prinsip fleksibilitas, disamping program yang berlaku untuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi anak mengambil program-program pilihan.
6.      Prinsip integritas, kurikulum hendaknya memperhatikan hubungan antara berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang terpadu.

B.     Komponen-komponen Kurikulum 2013
Pada hakikatnya kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Suparlan, 2012:36). Berangkat dari definidi itu, kurikulum tersebut setidaknya ada tiga komponen penting yang ada dalam kurikulum yaitu komponen tujuan pendidikan, komponen proses, dan komponen evaluasi.
Pada masa reformasi ini pendidikan lebih diarahkan untuk menghasilkan manusia Indonesia yang berkarakter unggul. Manusia Indonesia yang memiliki integritas. Ini tentu untuk merespon baerbagai degradasi moral dan sosial seperti tindak korupsi yang semakin merajalela, penyalahgunaan narkoba, tawuran pelajaran, dan lain-lain. Selain tujuan pendidikan komponen lain yang harus ada dalam komponen kurikulum adalah proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran melibatkan banyak sub komponen seperti metode ataupun teknik pembelajaran, guru, buku ajara, dan kelengkapan pembelajaran yang lain.
Komponen-komponen inilah yang secara sinergis menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Proses pembelajaran merupakan pusat segala upaya perbaikan kualitas pendidikan nasional. Pleh sebab itu, seharusnya perhatian lebih dicurahkan kepada upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Namun perhatian sepertinya belum optimal terbukti dengan masih banyaknya sekolah dengan sarana dan prasarana seadanya saja. Sementara itu, komponen terakhir dalam kurikulum adalah evaluasi. Implementasi kurikulum perlu dievaluasi untuk melihat capaian yang telah terlaksana. Evaluasi merupakan proses review atas berbagai proses implementasi kurikulum.

C.     Implementasi Kurikulum 2013
Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tentang implementasi kurikulum diantaranya sebagai berikut:
Pasal 1
Implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), dan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK) dilakukan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014.
Pasal 2
(1)  Implementasi kurikulum pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK menggunakan pedoman implementasi kurikulum yang mencangkup:
a)    Pedoman penyusunan dan pengelolaan KTSP.
b)    Pedoman pengembangan muatan lokal.
c)    Pedoman kegiatan ekstrakurikuler
d)    Pedoman umum pembelajaran, dan
e)    Pedoman evaluasi kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
1.      Pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
2.      Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional.
3.      Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
4.      Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.
Stategi Implementasi Kurikulum terdiri atas:
1.      Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu:
·         Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X
·         Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI
·          2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII
2.      Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 – 2015
3.      Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012– 2014
4.      Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari – Desember 2013
5.      Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013– 2016.
Dalam kurikulum 2013, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran afektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Berkaitan dengan hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1.      Merancang pembelajaran secar efektif dan bermakna.
Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum, dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek  pedagigis, psikologi, dan didaktis secara bersamaan.
2.      Mengorganisasikan pembelajaran.
Implementasi kurikulum 2013 menuntut guru untuk mrngorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorgsnisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan.
3.      Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran.
Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learing), bermain peran, pembelajaran partisipatif (participative  teaching and learning), belajar tuntas (mastery learning), dan pembelajaran konstruktivisme (constructivism teaching and learning).
4.      Melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi, dan karakter. Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang direncanakan. Untuk kepentingan tersebut maka kompetensi inti, kompetensi dasar, materi standart, indikator hasil belajar, dan waktu yang harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehinga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optmal.dalam hal ini, pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Pada umumnya kegiatan pembelajaran mencangkup kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan akhir atau penutup.
Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, pengoptimalan implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategis untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum.
Membudayakan kurikulum dapat diartikan bahwa implementasi kurikulum tersebut masuk dalam budaya sekolah, yang merefleksikan nilai-nilai dominan, norma-norma, dan keyakinan semua warga sekolah, baik peserta didik, guru, kepala sekolah, maupun tenaga kependidikan lain.

D.    Kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013
Setiap kurikulum tentunya mempunyai kekurangan, dalam hal apapun itu dan karenan faktor apapun itu. Maka dari itu penyempurnaan kurikulum salah satunya aadalah untuk meminimalisir kekurangan – kekurangan tersebut sehingga nantinya kurikulum yang diterapkan akan berjalan secara efektif. Dari pemaparan di atas yang kami kutip dari beberapa sumber, kami melihat beberapa kekurangan dan juga kelebihan daripada kurikulum 2013.
1.      Kelebihan
Ø Mengikuti perubahan zaman dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang tanpa mengabaikan karakter dan budaya bangsa.
Ø Adanya suatu hubungan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemeintah  kabupaten dan juga guru dalam strategi implementasi kurikulum 2013 yang membentuk sebuah sistem. Sehingga semua bihak bertanggungjawab terhadap kurikulum yang diterapkan.
Ø Para guru tidak lagi dipusingkan untuk menyusun kurikulum sendiri, tinggal mengikuti yang sudah diberikan.
Ø Menuntut siswa aktif dalam menggali sendiri informasi, sehingga melatih kreatifitas, tanggungjawab, daya tangkap dan berfikir kritis.
Ø Penilaian dilakukan dari semua aspek
2.      Kekurangan
Ø Perubahan kurikulum yang terlalu sering membawa dampak kuarang baik, khususnya bagi pendidik dan juga peserta didik. Alasanya ketika peserta didik dan pendidik belum sedang berupaya menguasai kurikulum yang diterapkan lagi-lagi mereka harus memulai kembali dari nol.
Ø  Dalam sebuah forum di internet, salah seorang siswa ( Muiza habibi ), menyatakan beberapa guru beranggapan bahwa mereka tidak perlu lagi menjelaskan sehingga cenderung pasif. Padahal seharusnya guru bisa mengatur strategi belajar, menjalankan , mengawasi dan mengevaluasi kegiatan belajar. Sehingga hasilnya bisa sesuai dengan yang diharapkan.
Ø Pelaksanaanya tidak dibarengi dengan distribusi buku pendukung yang merata, sehingga peserta didik mengalami kesulitan.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pemaparan di atas kami dpat menarik beberapa kesimpulan terkait perubahan kurikulum 2013. Kesimpulan  kesimpulan tersebut antara lain :
Perubahan kurikulum didasari karena  tuntutan perubahan zaman, selain itu juga dikarenakan kurikulum sebelumnya tidak berjalan efektif. Ketidak efektifan tersebut diantaranya : kurikulum terlalu memberatkan peserta didik, kurikulum sebelmnya tidak sepenuhnya dikuasai oleh beberapa guru. Sehingga penyempurnaan perlu dilakukan.
Kurikulum 2013 disusun langsung oleh pemerintah sehingga guru / sekolah tinggal mengaplikasikan dan mengikuti pola yang sudah dibuat, hal ini di angga lebih meringankan kerja guru. Sehingga diharapkan hasilnya lebih maksimal.
 Implementasi kurikulum 2013 dilakukan secara bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota, Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum, Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional, Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di provinsi terkait, sedangkan Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.
Kelebihan kurikulum 2013 adalah: 1). Menyempurnakan kurikulum sebelumnya, 2). Adanya hubungan antar instansi terkait dalam strategi implementasinya, sehingga semua memiliki tanggung jawab dan bisa berperan aktif, 3). Tidak memberatkan siswa dan tugas guru, 4). Penilaian diambil dari semua aspek, 6). Siswa dapat cenderung aktif menggali sendiri informasi yang dibutuhkan.
Kekurangan kurikulum 2013: 1). Seringnya perubahan krikulum membuat banyak waktu terbuang untuk penyesuaian, 2). Karena siswa yang aktif membuat sebagian guru cenderung berperan pasif dan melupakan tugasnya sebagai manager. 3). Pelaksanaanya belum dibarengi dengan distribusi buku pendukung yang merata.
  

DAFTAR RUJUKAN
Poerwati, Endah L. & Amri, Sofan. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Suparlan. 2012. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Purnamasari, Intan. 2013.Implementasi Kurikulum 2013, (online), (http://www.blogspot.com), diakses 27 Desember 2013.
Sigit, Nunuk. 2014. Pendekatan Perubahan Kurikulum 2013, (online), (http://www.blogspot.com), diakses 2 Januari 2014.

2 komentar: