Minggu, 07 Agustus 2016

Revolusi Pelawak

Para aktor politik kian lihai melawak. Duh, mengkin ke depan guyonana para pelawak tergeser dengan para politikus. Saya belum bisa membayangkan, artis Opera Van Java diganti orang parpol. Nunung diganti Bu Mega, Abu Rizal mengganti Abu bolot (Aziz Bolot maksudnya), Anas Urbaningrum, Puan, ada lagi yang lebih kocak macam Ahok dan Haji Lulung.

Bagaimana tak lucu, humor-humor mereka terpampang jelas dimedia. Sengaja atau tidak, joki mereka memang membuat tertawa. Kita kembali bernostalgia pemilu 2004 (kalo tidak salah), waktu ditanya perasaan Bu Mega kalah oleh pak Beye yang bekas menteri sendiri, Bu Meg menjawab “Saya tidak kalah, saya hanya kurang suara” mengenang hal tersebut membuat perut saya getar tertawa.

Kalau para pelawak lucu dengan mengolok-olok orang, canda dengan menghina teman, beda dengan Kang Anas yang lucunya lebih ekstrem. “Kalau saya terbukti korupsi satu rupiahpun, saya siap digantung di Monas”, kata Kang Anas. Gantung diri macam apa dan dimanapun adalah hal yang tidak diinginkan, meskipun ditempat sebagus Monas. Masyarakatpun percaya, dan yakin kalau Anas Urbaningrum tidak bersalah. Selang beberapa waktu, KPK memutuskan Anas bersalah, alias terdakwah. Berbondong-bondong masyarakat siap menyaksikan aksi debus Anas di Monas, tapi tak jadi sembari bilang “Saya sedang didholimi”. Denger ucapan itu saya tertawa lepas, lepaskan saja mas lepaskan.

Ada juga yang mencoba-coba mencelupkan muka didunia perpolitikan, meskipun beliau artis favorit saya yaitu Pakde Dhani, si pentolan grup musik Dewa19. Ahmad Dhani yang hampir sunat dua kali. Kenapa? Totalitasnya mendukung calon Presiden Prabowo membuat dia yakin atas kemenangan Prabowo. Dengan lugas tulisan di twitternya “Jika Jokowi memenangkan pilpres, saya akan potong kelamin saya”. Tak bisa dibayangkan Ahmad Dhani tanpa kejantananya. Tak bisa dibayangkan nasib Mulan Jmeela. Nasib baik mendekati Mulan Jameela, tapi tidak dengan Ahmad Dhani. Pilpres dimenangkan oleh Jokowi. Kalau saya boleh mengira, kemenangan Jokowi karena doa para hater Ahmad Dhani. Mereka berdoa supaya  Ahmad Dhani sunat lagi, entah siapa Presidennya, hehe. Tapi naas keinginan haters tak dilakukan. Dengan mengumpulkan media Ahmad Dhani berkata twitt itu bukan saya yang nulis, alias dibajak.

Aksi kocak bertajuk debus tak hanya terjadi satu-dua kali. Kilah dengan menawarkan bagian tubuh menjadi kebiasaan para pengisi panggung politik. Kisah asmara Ahok dan Haji Lulung pun demikian. Dengan menawarkan dua telinga Haji Lulung siap hilang jika Ahok maju dengan jalur independen. Ahok pun menuruti sepikan Haji lulung. Dengan bantuan teman Ahok, Ahok siap meng-iya-kan gombalan Haji Lulung. Diakhir-akhir waktu pendaftaran calon Gubernur, teman Ahok sudah mengumpulkan fc KTP lebih dari cukup untuk memenangkan Pilgub. Namun, nasib baik dimiliki Haji Lulung. Koh Ahok terpincut pesona Hanura, Golkar, dan juga Nasdem. Tuhan masih sayang warga DKI, karna Haji Lulung tak jadi kehilangan kedua telinganya. Coba bayangkan, Haji Lulung yang seorang DPRD kehilangan dua telinganya. Gimana nasib masyarakat? Lewat apa aspirasi warga bisa terdengar Haji Lulung jika sudah kehilangan dua telinganya?

Kisah cinta Ahok dan para pendukungnya berakhir dengan sebuah penghianatan. Bingung karna jalan indie takut tak menjanjikan, Ahok akhirnya bersimpuh ke pangkuan parpol. Ada suatu hal yang dilupakan koh Ahok, masyarakat itu seperti perempuan, akan muda patah hati jika sudah dikhianati. Jangan salahkan perempuan jika mencari pundak lain untuk bersandar. Jangan salahkan teman Ahok jika plih calon gubernur yang lain. Ini menjadi pelajaran berharga buat para perempuan. Janji kesetiaan bukanlah bukti akhir, lantas kita percaya dengan begitu saja. Seperti Koh Ahok yang katanya setia pada teman-temanya namun akhirnya berkhianat juga.

Jumat, 24 Juni 2016

Aku dan ruang pribadiku

Fajar mulai memanas. Menyinari kedua mataku yang terpejam. Membuat pelan kedua kelopak mataku membuka. Sontak gerak tangan menutupi. Terkejut oleh silau panas mentari pagi. Cerah, tapi panas. Tak ada sejuk pagi dikehidupan kota. Pohon pendingin alam tak dikasih ruang hidup dikota. Semua dihuni oleh manusia. Ditemani mesin yang menjadikan cuaca lebih panas. Asap mengepul menjadikan alam makin panas. Bahkan tak ada kesempatan burung berdoa pagi. Mesin mesin itu merusak indahnya pagi. Manusia itu.. mesin itu..

Aku terperanjat dari karpet tempat biasa aku tertidur. Karpet berukuran dua kali tiga meter yang digelar disudut ruang tamu. Aku diam sejenak. Mata menyapu seluruh ruang itu. Mencari alat wajib sebelum memulai ritual pagi. Dan kutemukan disudut pojok ruangan. Segebok kretek dan sebuah korek api. Kadang kala lain, alat itu kutemukan disudut lantai atas, kadang dilantai yng sama dengan ruang yang berbeda. Entah siapa yng memindahkan itu. Aku berpikir, mungkin dia yng mengambil akan melakukan ritual yng sama denganku.

Ku nyalakan kretekku, ku hisap perlahan. Panas pagi kota sedikit terobati oleh asap tembakau khas madura. Tembakau terbaik dari semua tembakau yng ada di Indonesia.

Ritual pagiku siap dimulai. Aku ambil handuk. Bersiap menuju ruang pribadi. Ya.. kusebut ruang pribadi, karna tak pernah aku didalam ruang itu bersamaan dengan orang lain. Baik dengan pria apalagi dengan wanita. Mungkin orang lain menyebut ruang itu dengan sebutan lain. Kamar mandi. WC. Jedeng. Tapi bagiku, ruang itu bukan sekedar tempat masuk mandi langsung kluar, bukan tempat buang hadjat langsung kluar. Tempat itu lebih sari sebuah ruang dengan genangan air dan gayung. Ditempat itu biasa aku melakukan ritual, menyendiri, kontemplasi.

Aku memulai ritual pagiku dengan membuka baju dan celana. Kugantung penutup tubuhku itu dipaku yng menancap tembok. Perlahan kaki menuju sudut ruang pribadiku. Jongkok diatas tempat pembuangan sampah dari perut manusia. Closet. Aku hisap kretekku yng masih ditangan. Aku tak berniat buang hajat. Juga tak berniat buang air kecil.

Petualanganku sudah dimulai. Anganku sudah berjalan. Otakku kadang berpikir lebih jernih didalam kamar mandi ini, didalam ruang pribadiku.

"Dok dok dokk.." suara gedor pintu menghamburkan imajiku

"Siapa didalam?" lanjut suara dari balik pintu.

"Aku jok, Habib." jawabku keras

"Cepet bib.. Kebelet aku." sahut Joko dari luar

"Ah kau ini jok mengganggu saja. Aku baru saja dapet ilham tentang tulisan novelku, tapi belum selesai kau mengagetkanku. Buyar sudah." aku sedikit marah.

"Halah.. Kayak nabi aja dapet ilham." joko menimpali.

Aku terdiam. Merekonstruksi ulang ide ideku yng berhamburan karna suara pintu itu. Sembari menghirup kretek yng masih ditangan. Kuhembuskan. Dan kluar asap memenuhi ruangan.

"Nabi macam apa kau ini bib? Dapet ilham kog dikamar wc." tambah Joko.

"Hmm.. Kau lupa jok, bung Karno teriak teriak dikamar mandi? Itu dapet ilham buat bekal orasi."
"Kau memang pintar buat alasan bib."

"Kau kenal tere liye? Puthut ea? WS Rendra? Mereka semua idolaku. Dan aku yakin beberapa dari karya mereka ada yang nemu dari ruangan macam ini."

"Ayolah bib.. Sekarang bukan saatnya berdebat. Sudah mau kluar ini."

Aku terdiam sejenak. Kuhirup lagi kretek yang dari tadi masih menempel ditangan. Kuhirup. Kuhembuskan. Asap semakin pekat memenuhi ruangan. Joko semakin merengek rengek diluar. Akhirnya aku keluar. Keluar meninggalkan kamar pribadiku. Keluar demi kawanku.

Senin, 02 Mei 2016

NDP PMII, HASIL ISRA’ MI’ROJ NABI

Kenyataan manusia sebagai makhluk Tuhan, dengan rasa kemanusiaanya mempunyai dua unsur yang saling melengkapi dan senantiasa bergerak dalam proses dialektis. Dua unsur tersebut yaitu unsur horizontal dan unsur vertical (Khaidir, 2006). Unsur horizontal meliputi interaksi manusia dengan manusia lainya, tanpa membedakan suku, agama, ras, dan juga interaksi manusia dengan alam sekitar. Sedangkan unsur vertical merupakan manifestasi dari penghayatan keagamaan, yaitu hubungan manusia sebagai makhluk dengan Sang Pencipta.
            Dalam unsur vertical, manusia disuguhkan dengan yang namanya agama, sebuah keyakinan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan (Tauhid). Dan pada puncaknya agama sebenarnya adalah pengejawantahan diri manusia untuk mengabdi kepada Tuhan (hablumminAlloh). Keyakinan dan pengabdian inilah yang disebut dialog vertical. 
            Dalam realitas kehidupan, manusia tidak bisa lepas dari hubungan-hubungan dengan makhluk lainya. Terdapat suatu konsekuensi logis ketika manusia berhubungan dengan makhluk lain, yaitu menjaga hubungan dengan baik. Dan hubungan inilah yang disebut hubungan horizontal, yaitu hubungan manusia dengan manusia lain (hablumminannas) dan hubungan manusia dengan alam sekitar (hablumminal a’lam). Hubungan antar manusia ini dilandasi dengan dialog untuk mencapai saling pengertian, pengakuan akan eksistensi dan sifat dasar manusia. Tokoh filsuf Jerman, Martin Buber (1878-1965) dengan teori eksistensialisme-nya menjelaskan bahwa eksistensi manusia pada dasarnya adalah sama, yaitu berproses secara dialektis dalam mendambakan kesempurnaan eksistensi, pengakuan untuk saling menghormati, saling mengakui eksistensi manusia lain, keberadaan manusia yang diliputi rasa kemanusiaan atau yang biasa disebut memanusiakan manusia. Disisi lain manusia diciptakan ialah sebagai khalifah fil ardh, manusia diciptakan sebagai pemimpin yang bertanggung jawab di bumi, beranggung jawab dengan baik buruknya keadaan bumi. Karena dengan akal manusia mampu  merenofasi bentuk permukaan bumi (alam) dengan sangat mudah.
            Nabi Muhammad  SAW sepulang dari Isra’ Mi’raj membawa oleh-oleh yaitu perintah untuk shalat. Dalam terminologi Islam, shalat mempunyai arti doa. Dan shalat dilakukan dengan teknis-teknis tertentu dimana setiap gerak memiliki arti dan tujuan. Sebagai makhluk, shalat mempunyai arti suatu penghambaan, abdi kepada Tuhan. Sebagai doa, sholat mempunyai sisi lain yaitu dimensi kemanusiaan. Terminologi Islam menyebutkan bahwa shalat mencegah perbuatan keji dan munkar, “Inna sholata tanha ‘anil fahsa iwal munkar” (Q. S. Al-Ankabut: 45). Secara subjektif, jika manusia masih melakukan perbuatan keji dan munkar, berarti shalatnya masih dipertanyakan. Artinya, selain shalat termasuk ritual vertical manusia kepada Tuhan, shalat juga mempunyai dampak horizontal yaitu hubungan dengan makhluk lainya. Dengan kesimpulan bahwa dalam satu ibadah (shalat) mempunyai dampak yang sangat luas, juga berhubungan dengan Nilai Dasar Pergerakan di PMII itu sendiri. Dimana selain shalat bertendensi pada Tauhid dan hablumminAlloh, shalat juga termanifestasi makna hablumminnas dan hablumminal a’lam.

*Pernah dimuat diweb PMII Rayon Al-biruni 07/12/2015

Kamis, 03 Maret 2016

Gotong Royong untuk Indonesia

Geger status. Beberapa hari kmaren para pecinta sosmed, khususnya penggemaar sejarah dan novel digegerken dengan status tere liye. Berbondong bondong mengomentari seperti ketika menonton bola. Saling adu pendapat tentang sejarah, siapa yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia?
Inti permasalahanya (pendapat subjektif) terletak pada arti kata ulama, komunis dan sosiali. Komunis dan sosialis ialah sebuah paham atau ideologi, komunis ialah bentuk sosialis baru yang dibawa oleh Lenin. Sedangkan ulama ialah kaum cendikiawan muslim (orang Islam). Ideologi tak bisa disamaken dengan
agama, meskipun ada beberapa yng tak selaras. Melawan imperalisme, menghapus kolonialisme, menegakken keadilan tak bisa dimonopili bahwa itu adalah ajaran sosialisme. Jauh sebelum nama sosialisme lahir (banca'an), gerakan tersebut sudah diajarken oleh Islam. Bahkan sudah diterapkan Nabi Muhammad dan khulafaurrasidin melawan kaum kafirin,
Badiuzzaman Said Nursi melawan imperalis Inggris, dan masih banyak pemberontakan lain. Hal itu juga diakui oleh Muhammad Hatta, H. Agus Salim, HOS Cokroaminoto (dalam
bukunya Islam dan Sosialis).
Jadi sangat riskan jika yang diperdebatken selalu agama dan paham ideologi. Tak salah juga kang Tere beranggapan bahwa perjuangan melawan imperalisme di Indonesia banyak
dilakukan oleh para ulama. Karena diakui Islam agama mayoritas penduduk Indonesia. Islam masuk Indonesia sudah berabad abad diawali perjuangan wali songo. Sosialisme masuk di Hindia Belanda beberapa tahun sebelum merdeka yang dibawa pertama kali oleh Snevleet dan diterusken oleh Muso, Semaun, dll. Diantara para pejuang sosialis (melawan kolonial) mereka juga beragama Islam, seperti Cokro, Haji Misbah, dll. Tan Malaka pun ada yang berpendapat dia muslim. Tapi bukan berarti hal tersebut dapat diajikan alas klaim orang muslim paling berjasa atas kemerdekaan Indonesia. Agama dan ideologi lain pun turut menyumbang perlawanan demi keadilan.
Krisnten, Islam, Hindu, Budha, Kejawen, komunis, sosialis marxis, nasionalis, muhammadiyah, nahdhiyin, slankers, baladewa, bonek, arema, dll semua tupex blek berbondong bondong melawan imperalimse, untuk keadilan, untuk Indonesia. Bayangkan jika mereka berjuang hanya untuk komunitas masing2. Pasti banyak yang bilang "ga ada loe ga rame.. Haha".
(Mohon kritik jika terdapat kesalahan)


Rabu, 30 Desember 2015

REBUT KEMBALI KADAULATAN MAHASISWA


Setiap tahun pada tanggal 10 November, berbagai lapisan dinegara Indonesia diperingati Hari Pahlawan. Sebuah hari dimana kita merefleksikan kembali perjuangan-perjuangan para Pahlawan bangsa Indonesia yang telah mengobarkan semangat juang untuk Kemerdekaan Bangsa Indonesia, yang telah gugur dalam merebut dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Berbagai macam kegiatan kita lakukan berulang kali mulai dari upacara, karnaval-karnaval, konser yang bertemakan hari pahlawan sudah menjadi rutinitas bangsa Indonesia. Apakah hanya sampai disitu? Apakah hanya dengan berdiri berbaris kita merefleksikan hari yang sakral tersebut? Atau dengan berkeliling memakai kostum-kostum ala pahlawan? Atau bernyanyi dengan nyanyian-nyanyian sedih, menangis seperti melihat film korea? Kalau kita masih SD, SMP, maupun SMA kita pantas melakukan peringatan dengan cara-cara tersebut. Tapi jika mahasiswa, apakah cukup merefleksikan Hari Pahlawan dengan cara-cara tersebut? Apakah hanya sebatas itu kita memaknai Hari Pahlawan? Tentunya sebagai mahasiswa yang notabene mempunyai intelektual yang lebih dari masyarakat lain yang tidak memiliki kesempatan untuk belajar di Perguruan Tinggi, mampu memaknai Hari Pahlawan lebih dari sekedar apa yang dilakukan oleh orang lain.
Sebenarnya apa sih yang kita tahu tentang Hari Pahlawan? Apa yang kita maknai dari Hari pahlawan? Apakah hanya sebagai simbol? Atau semangat perlawanan yang mereka lakukan? Jika kita memaknai Hari Pahlawan sebagai simbol hanya untuk memperingati, maka pantas dan wajar jika kita merefleksikan Hari Pahlawan dengan upacara, karnaval, dan konser dengan tema pahlawan. Tapi jika kita memaknai Hari Pahlawan lebih dari sekedar memperingati, tetapi juga aksi dengan mewarisi “semangat pahlawan” mereka. Tentunya tidak hanya dengan kegiatan-kegiatan itu saja. Dengan adanya momentum tersebut seharusnya mahasiswa mampu bangkit dari kenyamanan dan kembali berjuang sebagai mana pahlawan. Ataukah mereka terlalu lama terjebak dengan kenyamanan dan hidup hedonism ala barat sehingga lupa akan tugas dan tanggung jawab mereka?
Persoalan-persoalan dalam kampus yang begitu komplek telah meng-kebiri mahasiswa sehingga menjadi mesin pencari ilmu, bukan sebagai mahasiswa yang sesungguhnya. Berangkat kuliah, pulang, mengerjakan tugas, membuat laporan, tidur, bangun, dan berangkat kuliah kembali dengan kebiasaan-kebiasaan yang hanya itu-itu saja. Tugas, tugas, dan tugas yang selalu merekah keluhkan.juga dengan UKT dan ditambah lagi dengan batasan kuliah hanya 5 tahun. Seolah memang system Pendidikan dinegeri ini disengaja untuk mematikan para mahasiswa, disengaja untuk merebut kedaulatan mahasiswa. Bahkan focus mereka bukan lagi untuk mencari ilmu, akan tetapi lebih focus untuk menyelesaikan tugas mereka yang dikejar deadline dan melupakan esensinya. Mereka lupa akan tanggung jawab lain seperti mengabdi kepada masyarakat, dan mengawal cita-cita Kemerdekaan Indonesia. Maka semakin jelas bahwa gerak mahasiswa sudah dibatasi, kebebasan mahasiswa sudah dikebiri,  dan tentunya kadaulatan mahasiswa telah direbut. Apakah kita sebagai mahasiswa hanya diam sami’na wa ato’na saja? Atau kita memang lupa dan tidak sadar dengan hal-hal tersebut? Atau kita pura-pura lupa dan tidak tahu? Sahabat-sahabat, dengan momentum Hari Pahlawan, mari sama-sama kita maknai dengan mewarisi semangat mereka, semangat perjuangan mereka, dengan merebut kembali kedaulatan kita sebagai mahasiswa, dan melaksanankan tugas dan tanggung jawab kita sebagai mahasiswa yaitu mengawal bangsa Indonesia untuk menggapai cita-cita Kemerdekaan Indonesia.

*Ahmad Sofi- {04-11-2015}
Pernah dimuat diweb PMII Rayon Al-Biruni 10/11/2015

Minggu, 11 Januari 2015

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

DAFTAR ISI
                                                           
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Landasan dan prinsip Kurikulum 2013
B.     Komponen-komponen Kurikulum 2013
C.     Implementasi Kurikulum 2013
D.    Kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan

DAFTAR RUJUKAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Kurikulum, bukan kata yang asing dalam dunia pendidikan. Pendidikan atau pembelajaran tidak lepas dari istilah ini, karena kurikulum adalah salah satu komponen dari pembelajaran. Dengan adanya kurikulum proses belajar dan pembelajaran akan berjalan secara terstruktur dan tersistem demi mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pengembangan kurikulum menjadi sangat penting sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan perubahan pada masyarakat.
Untuk mencapai tujuan mulia dari pembelajaran tersebut, maka para pengembang kurikulum terus berbenah dan melakukan evaluasi terhadap kurikulum yang diberlakukan. Sebagaimana yang akan dibahas di mkalah ini, kurikulum 2013 merupakan hasil pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum ini bertujuan tidak lain untuk lebih memperbaiki lagi kualitas pendidikan yang ada saat ini.
Kurikulum 2013 ini adalah kurikulum terbaru yang implementasinya baru dimulai di lapangan mulai tahun 2013 ini. Karena kurikulum ini masih sangat baru, maka sosialisasi pada masyarakat pun juga masih sedang berjalan sekarang ini. Oleh sebab itu, penyusun menyusun makalah yang berjudul “Analisis dan Implementasi Kurikulum 2013” ini, disamping untuk mememnuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran, penyusun juga berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi wawasan kepada pembaca tentang kurikulum 2013.

B.   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana landasan dan prinnsi-prinsip Kurikulum 2013?
2.      Bagaimana komponen-komponen Kurikulum 2013?
3.      Bagaimana implementasi Kurikulum 2013?
4.      Bagaimana kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013?



C.   Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mendeskripsikan landasan dan prinsip-prinsip Kurikulum 2013.
2.      Untuk mendeskripsikan komponen-komponen Kurikulum 2013.
3.      Untuk mendeskripsikan implementasi Kurikulum 2013.
4.      Untuk mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Landasan dan prinsip-prinsip Kurikulum 2013
Dalam setiap pengemangan kurikulum pasti ada landasan-landasan yang digunakan. Berikut ini landasan-landasan yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013.
1.         Landasan Filosofis
Landasan filosofis memberikan arah pada semua keputusan dan tindakan manusia, karena filsafat merupakan pandangan hidup orang, masyarakat dan bangsa (Poerwati dan Amri, 2013:36).
a)      Filosofis pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan pendidikan.
b)      Filosofis pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.
Dari sumber lain menjelaskan mengenai landasan filosofis kurikulum 2013 sebagai berikut:
a)        Pendidikan berakar pada budaya bangsa, kehidupan masa kini dan membangun landasan  kehidupan masa depan.
b)        Pendidikan adalah proses pewarisan  dan pengembangan budaya.
c)        Pendidikan memberikan dasar bagi untuk peserta didik berpartisipasi dalam membangun kehidupan masa kini.
d)       Pendidikan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.
e)        Pendidikan adalah proses pengembangan jatidiri peserta didik.
f)         Pendidikan menempatkan peserta didik sebagai subjek yang belajar.
2.         Landasan Yuridis
Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan.
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standart isi.
a)      RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.
b)      PP. No.19 tahun 2005 tentang Standart  Nasional pendidikan.
c)       INPRES No. 1 tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan Prioritas pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya asing dan karakter bangsa.
Beberapa landasan yuridis dari Undang-Undang sebagai berikut:
1.      UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2.      UU nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
3.      UU no. 17 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan rencana pembangunan jangka menengah nasional, dan
4.      Peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan sebagaimana telah diubah dengan PP no. 19 tahun 2005 tentang standart nasional pendidikan
3.      Landasan Konseptual
a)      Relevansi pendidikan
b)      Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter
c)      Pembelajaran kontekstual
d)     Pembelajaran aktif
e)      Penilaian yang valid, utuh dan menyeluruh.
4.    Landasan Teoritis
Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standart dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standart adalah pendidikan yang menetapkan standart nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standart kualitas nasional dinyatakan sebagai Standart Kompetensi Lulusan. Standart Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. SKL mencangkup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nimor 19 tahun 2005).
5.      Landasan Empiris
Berbagai perubahan telah terjadi id Indonesia. Kemajuan terjadi di beberapa sektor di Indonesia, namun di beberapa sektor yang lain, khususnya pendidikan, Indonesia tetap tinggal di tempat, atau bahkan mundur. Hal-hal seperti ini menunujukkan perlunya perubahan orientasi kurikulum dengan tidak membebani peserta didik  dengan konten, namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga untuk berperan serta  dalam membangun negara pada masa mendatang.
          Menurut Poerwati dan Amri (2013:37) terdapat sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 2013, diantaranya:
1.      Prinsip relevansi, kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik.
2.      Prinsip efektifitas, berkaitan dengan tingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum.
3.      Prinsip efisiensi, berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh.
4.      Prinsip kontinuinitas, kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjang pendidikan disusun secara berkesinambungan.
5.      Prinsip fleksibilitas, disamping program yang berlaku untuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi anak mengambil program-program pilihan.
6.      Prinsip integritas, kurikulum hendaknya memperhatikan hubungan antara berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang terpadu.

B.     Komponen-komponen Kurikulum 2013
Pada hakikatnya kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Suparlan, 2012:36). Berangkat dari definidi itu, kurikulum tersebut setidaknya ada tiga komponen penting yang ada dalam kurikulum yaitu komponen tujuan pendidikan, komponen proses, dan komponen evaluasi.
Pada masa reformasi ini pendidikan lebih diarahkan untuk menghasilkan manusia Indonesia yang berkarakter unggul. Manusia Indonesia yang memiliki integritas. Ini tentu untuk merespon baerbagai degradasi moral dan sosial seperti tindak korupsi yang semakin merajalela, penyalahgunaan narkoba, tawuran pelajaran, dan lain-lain. Selain tujuan pendidikan komponen lain yang harus ada dalam komponen kurikulum adalah proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran melibatkan banyak sub komponen seperti metode ataupun teknik pembelajaran, guru, buku ajara, dan kelengkapan pembelajaran yang lain.
Komponen-komponen inilah yang secara sinergis menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Proses pembelajaran merupakan pusat segala upaya perbaikan kualitas pendidikan nasional. Pleh sebab itu, seharusnya perhatian lebih dicurahkan kepada upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Namun perhatian sepertinya belum optimal terbukti dengan masih banyaknya sekolah dengan sarana dan prasarana seadanya saja. Sementara itu, komponen terakhir dalam kurikulum adalah evaluasi. Implementasi kurikulum perlu dievaluasi untuk melihat capaian yang telah terlaksana. Evaluasi merupakan proses review atas berbagai proses implementasi kurikulum.

C.     Implementasi Kurikulum 2013
Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan tentang implementasi kurikulum diantaranya sebagai berikut:
Pasal 1
Implementasi kurikulum 2013 pada sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), dan sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan (SMK/MAK) dilakukan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013/2014.
Pasal 2
(1)  Implementasi kurikulum pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK menggunakan pedoman implementasi kurikulum yang mencangkup:
a)    Pedoman penyusunan dan pengelolaan KTSP.
b)    Pedoman pengembangan muatan lokal.
c)    Pedoman kegiatan ekstrakurikuler
d)    Pedoman umum pembelajaran, dan
e)    Pedoman evaluasi kurikulum
Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota.
1.      Pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
2.      Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional.
3.      Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait.
4.      Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.
Stategi Implementasi Kurikulum terdiri atas:
1.      Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan yaitu:
·         Juli 2013: Kelas I, IV, VII, dan X
·         Juli 2014: Kelas I, II, IV, V, VII, VIII, X, dan XI
·          2015: kelas I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, XI, dan XII
2.      Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dari tahun 2013 – 2015
3.      Pengembangan buku siswa dan buku pegangan guru dari tahun 2012– 2014
4.      Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembangan budaya sekolah (budaya kerja guru) terutama untuk SMA dan SMK, dimulai dari bulan Januari – Desember 2013
5.      Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan: Juli 2013– 2016.
Dalam kurikulum 2013, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran afektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Berkaitan dengan hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1.      Merancang pembelajaran secar efektif dan bermakna.
Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum, dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek  pedagigis, psikologi, dan didaktis secara bersamaan.
2.      Mengorganisasikan pembelajaran.
Implementasi kurikulum 2013 menuntut guru untuk mrngorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorgsnisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan.
3.      Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran.
Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learing), bermain peran, pembelajaran partisipatif (participative  teaching and learning), belajar tuntas (mastery learning), dan pembelajaran konstruktivisme (constructivism teaching and learning).
4.      Melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi, dan karakter. Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang direncanakan. Untuk kepentingan tersebut maka kompetensi inti, kompetensi dasar, materi standart, indikator hasil belajar, dan waktu yang harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehinga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optmal.dalam hal ini, pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Pada umumnya kegiatan pembelajaran mencangkup kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan akhir atau penutup.
Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala sekolah. Oleh karena itu, pengoptimalan implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategis untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum.
Membudayakan kurikulum dapat diartikan bahwa implementasi kurikulum tersebut masuk dalam budaya sekolah, yang merefleksikan nilai-nilai dominan, norma-norma, dan keyakinan semua warga sekolah, baik peserta didik, guru, kepala sekolah, maupun tenaga kependidikan lain.

D.    Kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013
Setiap kurikulum tentunya mempunyai kekurangan, dalam hal apapun itu dan karenan faktor apapun itu. Maka dari itu penyempurnaan kurikulum salah satunya aadalah untuk meminimalisir kekurangan – kekurangan tersebut sehingga nantinya kurikulum yang diterapkan akan berjalan secara efektif. Dari pemaparan di atas yang kami kutip dari beberapa sumber, kami melihat beberapa kekurangan dan juga kelebihan daripada kurikulum 2013.
1.      Kelebihan
Ø Mengikuti perubahan zaman dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang tanpa mengabaikan karakter dan budaya bangsa.
Ø Adanya suatu hubungan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemeintah  kabupaten dan juga guru dalam strategi implementasi kurikulum 2013 yang membentuk sebuah sistem. Sehingga semua bihak bertanggungjawab terhadap kurikulum yang diterapkan.
Ø Para guru tidak lagi dipusingkan untuk menyusun kurikulum sendiri, tinggal mengikuti yang sudah diberikan.
Ø Menuntut siswa aktif dalam menggali sendiri informasi, sehingga melatih kreatifitas, tanggungjawab, daya tangkap dan berfikir kritis.
Ø Penilaian dilakukan dari semua aspek
2.      Kekurangan
Ø Perubahan kurikulum yang terlalu sering membawa dampak kuarang baik, khususnya bagi pendidik dan juga peserta didik. Alasanya ketika peserta didik dan pendidik belum sedang berupaya menguasai kurikulum yang diterapkan lagi-lagi mereka harus memulai kembali dari nol.
Ø  Dalam sebuah forum di internet, salah seorang siswa ( Muiza habibi ), menyatakan beberapa guru beranggapan bahwa mereka tidak perlu lagi menjelaskan sehingga cenderung pasif. Padahal seharusnya guru bisa mengatur strategi belajar, menjalankan , mengawasi dan mengevaluasi kegiatan belajar. Sehingga hasilnya bisa sesuai dengan yang diharapkan.
Ø Pelaksanaanya tidak dibarengi dengan distribusi buku pendukung yang merata, sehingga peserta didik mengalami kesulitan.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pemaparan di atas kami dpat menarik beberapa kesimpulan terkait perubahan kurikulum 2013. Kesimpulan  kesimpulan tersebut antara lain :
Perubahan kurikulum didasari karena  tuntutan perubahan zaman, selain itu juga dikarenakan kurikulum sebelumnya tidak berjalan efektif. Ketidak efektifan tersebut diantaranya : kurikulum terlalu memberatkan peserta didik, kurikulum sebelmnya tidak sepenuhnya dikuasai oleh beberapa guru. Sehingga penyempurnaan perlu dilakukan.
Kurikulum 2013 disusun langsung oleh pemerintah sehingga guru / sekolah tinggal mengaplikasikan dan mengikuti pola yang sudah dibuat, hal ini di angga lebih meringankan kerja guru. Sehingga diharapkan hasilnya lebih maksimal.
 Implementasi kurikulum 2013 dilakukan secara bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota, Pemerintah bertanggungjawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum, Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional, Pemerintah provinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di provinsi terkait, sedangkan Pemerintah kabupaten/kota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupaten/kota terkait.
Kelebihan kurikulum 2013 adalah: 1). Menyempurnakan kurikulum sebelumnya, 2). Adanya hubungan antar instansi terkait dalam strategi implementasinya, sehingga semua memiliki tanggung jawab dan bisa berperan aktif, 3). Tidak memberatkan siswa dan tugas guru, 4). Penilaian diambil dari semua aspek, 6). Siswa dapat cenderung aktif menggali sendiri informasi yang dibutuhkan.
Kekurangan kurikulum 2013: 1). Seringnya perubahan krikulum membuat banyak waktu terbuang untuk penyesuaian, 2). Karena siswa yang aktif membuat sebagian guru cenderung berperan pasif dan melupakan tugasnya sebagai manager. 3). Pelaksanaanya belum dibarengi dengan distribusi buku pendukung yang merata.
  

DAFTAR RUJUKAN
Poerwati, Endah L. & Amri, Sofan. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Suparlan. 2012. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Purnamasari, Intan. 2013.Implementasi Kurikulum 2013, (online), (http://www.blogspot.com), diakses 27 Desember 2013.
Sigit, Nunuk. 2014. Pendekatan Perubahan Kurikulum 2013, (online), (http://www.blogspot.com), diakses 2 Januari 2014.